Bahaya Istidraj Dalam Islam

Istidraj diambil dari kata ‘daraja’ yang dalam bahasa Arab berarti naik dari satu tingkatan ke tingkatan berikutnya. Namun secara istilah, istidraj memiliki makna azab berwujud kenikmatan.
Istidraj ini juga dimaknai sebagai jebakan berupa kenikmatan duniawi yang membuat orang lupa akan kewajiban nya dalam beribadah kepada Allah dan terus bermaksiat karena merasa tetap diberikan anugerah.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
اَيَحْسَبُوْنَ اَنَّمَا نُمِدُّهُمْ بِهٖ مِنْ مَّا لٍ وَّبَنِيْنَ (٥٥)نُسَا رِعُ لَهُمْ فِى الْخَيْـرٰتِ ۗ بَلْ لَّا يَشْعُرُوْنَ(٥٦)
“Apakah mereka mengira bahwa Kami memberikan harta dan anak-anak kepada mereka itu (berarti bahwa), Kami segera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka? (Tidak), tetapi mereka tidak menyadarinya.”
(QS. Al-Mu’minun 23: Ayat 55-56)
Istidraj sendiri memiliki beberapa ciri-ciri, diantaranya :
- Malas beribadah, namun rezeki tetap mengalir
Orang yang terkena Istidraj memiliki rezeki yang terus mengalir meskipun lalai beribadah dan sering mengerjakan maksiat. Namun sesungguhnya hal tersebut merupakan ujian dari Allah. - Mengerjakan maksiat namun tetap tenang
Orang yang terkena Istidraj selalu dilimpahkan rasa ketenangan namun dibalik itu terdapat azab besar yang mengintai. - Tidak sakit walau sering bermaksiat dan tidak beribadah
Sakit merupakan cobaan dari Allah dan merupakan hal yang dapat menggugurkan dosa, namun apabila tidak pernah sakit bisa jadi merupakan pertanda terkena Istidraj.