Adab Ketika Berpergian Jauh Sesuai Sunnah

0
Pict by Daniel Rodriguez

Safar berasal dari bahasa Arab yaitu safara-yusafir-safar yang berarti menempuh perjalanan atau meninggalkan tempat bermukim dengan niat menempuh perjalanan menuju suatu tempat.  

Safar merupakan bagian hidup setiap muslim dalam menjalankan ketaatan kepada Allah SWT untuk meraih kemaslahatan duniawi. Dalam surah Al-Mulk ayat 15 menyatakan: “Dialah (Allah) yang menjadikan bumi itu mudah bagimu (untuk ditelusuri), maka berjalanlah (bepergianlah) ke segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.”

Melakukan safar menjadi salah satu fitrah sebagai umat manusia karena Islam sangat menganjurkan umatnya untuk bepergian terutama dengan tujuan kebaikan, seperti haji, umrah, berdagang, berdakwah, menuntut ilmu, mencari nafkah, ataupun mengunjungi kerabat jauh. Namun supaya perjalanan yang dilakukan bernilai sebagai amal sholeh, maka kita perlu melaksanakannya sesuai adab-adab dalam Islam, diantaranya:

1. Melakukan salat istikharah sebelum safar

Sebelum berpergian jauh meninggalkan rumah, hendaklah melaksanakan salat istikharah, yaitu salat sunnah dua rakaat yang kemudian diiringi dengan doa istikharah. Dari Jabir bin ‘Abdillah RA, ia berkata: “Rasulullah SAW mengajarkan kepada kami salat Istikharah untuk memutuskan segala sesuatu, sebagaimana Rasulullah SAW mengajarkan al-Qur’an. Beliau bersabda: “Apabila seseorang di antara kalian mempunyai rencana untuk mengerjakan sesuatu, hendaklah melakukan salat sunnah (istikharah) dua raka’at.”

2. Membaca do’a ketika naik kendaraan

Umat muslim dianjurkan untuk membaca doa sebelum memulai segala aktivitas, termasuk saat berkendara agar senantiasa kita selamat sampai tujuan dan selalu mengingat Allah yang telah menganugerahkan kita kendaraan tersebut, dengan mengucapkan lafadz:

‎” سُبْحَانَ الَّذِىْ سَخَّرَلَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِيْنَ وَاِنَّآ اِلَى رَبّنَا لَمُنْقَلِبُوْنَ”  

Artinya: “Maha Suci Allah yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami (di hari kiamat).”

3. Dianjurkan mengqasar salat ketika sedang safar

Mengqashar atau meringkas salat fardhu pada saat pergi safar lebih dianjurkan sebab hukumnya adalah sunnah muakkadah atau sangat dianjurkan, hal ini seperti yang tertuang pada hadist riwayat Bukhari dan Muslim, “Aku biasa menemani Rasulullah SAW dan beliau tidak pernah menambah salat lebih dari dua rakaat dalam safar. Demikian juga Abu Bakar, Umar dan Utsman RA.”

4. Melakukan safar dengan 3 orang atau lebih

Dianjurkan bagi seseorang yang akan melakukan safar hendaknya membawa teman untuk menjaga keamanan dan saling mengingatkan satu sama lain dalam hal kebaikan serta menjaga agar tidak melakukan maksiat selama perjalanan, seperti yang dijelaskan pada hadist riwayat Malik, “Orang yang berkendaraan sendirian adalah setan, orang yang berkendaraan berdua adalah dua setan, orang yang berkendaraan bertiga maka itulah orang yang berkendaraan yang benar.”

5. Disunnahkan berangkat pada hari Kamis pagi

Hal ini berdasarkan hadist shahih dari Ka’ab bin Malik RA: “Sungguh sedikit sekali Rasulullah SAW ketika hendak keluar (untuk safar) kecuali pada hari kamis.” [HR. Bukhari No. 2949] lebih lanjut, “Rasulullah SAW apabila bepergian senantiasa melakukannya pada hari Kamis.” [HR. Al-Bukhari]

6. Berpamitan kepada keluarga dan kerabat

Ketika akan berpergian jauh meninggalkan rumah hendaklah berpamitan terlebih dahulu kepada keluarga dan kerabat agar perjalanan kita senantiasa mendapatkan doa perlindungan dari mereka serta diiringi oleh rida Allah SWT, hal ini tertuang dalam hadist riwayat Malik, “Dari Musa bin Wardan, Abu Hurairah berkata kepada seorang laki-laki: ‘Kemarilah, saya akan mengucapkan selamat tinggal (berpamitan) kepadamu sebagaimana Rasulullah SAW mengucapkan selamat tinggal kepadaku, atau sebagaimana Rasulullah SAW mengucapkan selamat tinggal; aku titipkan engkau kepada Allah yang tidak menyia-nyiakan titipan-Nya'”.

7. Hindari musik atau membawa anjing

Hindari mendengarkan musik atau membawa anjing karena malaikat tidak akan menyertai perjalanan. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya malaikat tidak akan menyertai rombongan yang di dalamnya ada anjing atau lonceng.” [HR. Muslim, Abu Daud]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *