Amalan Utama di Bulan Ramadhan

Ramadhan merupakan bulan suci umat Islam yang dirayakan dengan cara melaksanakan puasa selama satu bulan penuh. Ramadhan disebut sebagai bulan yang penuh rahmat dan berkah.
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. (QS. Al-Baqarah 187).
Dalam surat tersebut, Allah SWT berfirman agar umat Islam melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Sebab pada bulan mulia inilah seluruh pahala diberikan dan dicatat dalam jumlah yang berlipat ganda apalagi jika diiringi dengan amalan-amalan seperti:
- Infak dan Sedekah
Infak dan sedekah di bulan Ramadhan menjadi salah satu perbuatan baik yang Allah SWT sukai. Seseorang yang menyisihkan sebagian hartanya kepada golongan orang yang membutuhkan akan mendapatkan banyak hal baik.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-hadid:18, “Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat-gandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.”
- Tadarus Al-qur’an
Tadarus Al-Quran biasanya dilakukan secara berkelompok usai sholat tarawih pada malam Ramadhan. Namun, ada juga yang melakukan tadarus Al-Quran secara sendiri. Dengan membaca Al-Qur’an di bulan Ramadhan, maka akan memperoleh ganjaran besar dan pahala yang berlipat.
“Di antara amal kebajikan yang sangat dianjurkan dilakukan di bulan Ramadhan adalah tadarus Al-Quran. Tadarus Alquran berarti membaca, merenungkan, menelaah, dan memahami wahyu-wahyu Allah SWT yang turun pertama kali pada malam bulan Ramadhan” (QS. Al Baqarah ayat 185).
- I’tikaf
Itikaf merupakan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah. Selain itu, Itikaf juga salah satu ibadah yang dilakukan untuk menghidupkan malam Lailatul Qadar. Dengan melakukan i’tikaf, seseorang akan lebih bisa fokus melakukan banyak kegiatan, seperti membaca Alquran dan tafsirnya, berzikir, salat qiyamul lail.
Ummul Mukminin Aisyah ra berkata: “Bahwa Nabi SAW melakukan i’tikaf pada sepuluh hari terakhir Ramadhan sampai Allah mewafatkan beliau, kemudian istri-istri beliau masih melakukan i’tikaf sepeninggal beliau”, (HR Al-Bukhari dan Muslim).